Apakah pluto benar-benar sebuah planet? Ini bukanlah pertanyaan
yang mengada-ada. Memang sejak berpuluh-puluh tahun, baik para astronom maupun
masyarakat awam beranggapan bahwa Pluto adalah planet ke-9 dalam tata surya
kita. Namun demikian, sejak tahun 1992 pandangan tersebut perlahan-lahan mulai
berubah ketika para astronom menyadari bahwa selepas orbit Neptunus terdapat
sebuah daerah orbit dimana didapati sekitar 70.000 objek kecil, beku berbalut
es yang bergerak lambat mengorbit matahari.
Sekumpulan objek yang mengorbit pada daerah yang kemudian dinamai
sebagai Sabuk Kuiper Belt itu kemudian diberi sebutan sebagai Kuiper Belt
Object (juga dikenal sebagai Trans Neptunian Object), mengambil nama seorang
astronom Belanda-Amerika, Gerard P Kuiper yang pada tahun 1951 mempelopori
gagasan bahwa tata surya kita memiliki anggota yang letaknya sangat jauh.
Akan halnya Pluto, objek yang belakangan diketahui memiliki satelit
alam yang dinamai Charon ini kemudian menjadi ajang perdebatan diantara para
astronom. Diantara semua planet anggota tata surya, Pluto memang memilki
beberapa ciri yang ganjil. Selain ukurannya yang tergolong "mini"
dibandingkan planet-planet lainnya, garis edarnya yang sangat lonjong juga
eksentrik, dimana dalam periode tertentu garis edar Pluto memotong orbit
Neptunus menjadikan Neptunus sebagai planet terluar dari tata surya. Pluto juga
diketahui memiliki massa yang sangat kecil, kurang lebih hanya 1/400 massa
planet Bumi. Tidak heran, beberapa astronom lebih suka menggolongkan objek yang
ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930 berdasarkan posisi yang
diperhitungkan oleh Percival Lowell ini sebagai Objek Kuiper Belt yang terbesar
diantara objek-objek sejenisnya. Walaupun masih menyisakan ketidak puasan,
"krisis identitas" ini akhirnya mereda ketika pada bulan Februari
1999, The International Astronomical Union (IAU) menetapkan bahwa Pluto tetap
digolongkan sebagai sebuah planet.
Kembali kepada Objek Kuiper Belt, objek ini ternyata menyimpan
banyak hal yang menarik perhatian para astronom untuk menelitinya. Pada
Desember 2000, saat meneliti objek dengan nomor katalog 1998 WW31, astronom
Christian Veillet dan dua koleganya menemukan bahwa objek yang ditemukan dua
tahun sebelumnya ini memiliki pasangan yang saling mengedari (binary object). Hasil
pengamatan menggunakan teleskop Canada-France-Hawaii yang berdiameter 3,6 meter
di Hawaii ini telah dipublikasikan akhir April 2001 dalam IAU Circular 7610.
Sementara itu, sebuah objek Kuiper Belt yang dinamai Varuna yang
ditemukan pada November 2000 kini diketahui memiliki ukuran yang cukup besar.
Dibandingkan dengan diameter Pluto (2.200 km) dan Charon (1.200 km), Diameter
Varuna yang sekitar 900 km itu cukup memperkecil "gap" dalam hal
ukuran antara Pluto dengan objek-objek Kuiper Belt yang sudah ditemukan
sebelumnya yang rata-rata berdiameter hanya sekitar 600 km.
http://media.isnet.org/iptek/astro/kuiper.html
Posting Komentar