Pluto sebenarnya ditemukan karena adanya teori mengenai planet
kesembilan dalam sistem tata surya.
Setelah Clyde Tombaugh mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam
penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan
rotasi galaksi ini.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya
objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang
mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya
keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet
![]() |
karmajello.com |
Akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek
kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang
dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya
Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800
km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna dan Haumea (1.500 km
pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini
diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih
kecil daripada Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada
Oktober 2003) yang diberi nama Xena oleh penemunya. Selain lebih besar dari
Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.
Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki
perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper daripada sebuah planet, demikian
anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih
dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung
dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga
berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil daripada Bulan, sehingga terlalu kecil
untuk disebut planet.
Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan
agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan
penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet.
Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet.
Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan
asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan
musim layaknya planet.
Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi
Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto
menjadi "planet katai" bersama-sama dengan sejumlah benda langit
lainnya.
id.wikipedia.org
Posting Komentar